Futakuchi-Onna, Yokai Bermulut Dua
Dalam legenda Jepang, Futakuchi Onna disebut sebagai Yokai atau hantu wanita bermulut dua. Tak jelas untuk menggambarkan sosok Futakuchi Onna, karena dia dapat hidup normal seperti manusia pada umumnya, namun sebuah mulut besar bersembunyi dibalik rambut belakangnya membuat sosok Futakuchi Onna sangat menyeramkan.
Dua mulut pada bagian tubuhnya adalah sebuah kutukan seumur hidup untuk wanita malang yang dijuluki Futakuchi Onna. Mulutnya akan selalu menuntut untuk makan dan teruss makan, dia harus segera menuruti kemauan dari mulut belakangnya ini karena kalau tidak sang wanita akan merasakan kesakitan yang luar biasa. Penderitaan yang menyiksa itu merupakan pelampiasan kemarahan dari si mulut siluman.
Jika lumbung persediaan makanan habis, mulut siluman itu akan terus meminta tumbal makanan hidup. Rambut sang wanita akan terbujur kaki kemudian dari belakang batok kepalanya akan terbelah dua dan muncul mulut baru yang keluar seperti sepasang ular. Ada 2 versi cerita tentang asal muasal Futakuchi-Onna setidaknya yang diyakini masyarakat Jepang sampai sekarang.
Versi yang pertama, ada seorang bujang tampan yang belum punya istri, padahal usianya sudah tua. Selain tampan, dia juga kaya raya sebagai pedagang beras yang sukses di desanya. Alasan dia belum ingin menikah karena pria ini sangat pelit. Karena pikirnya kalau nanti dia punya istri, pasti akan menanggung istri yang harus dinafkahi.
Karena pelitnya, ia bernazar kalau terpaksa menikah, wanita yang akan menjadi istrinya nanti haruslah cantik, pekerja keras dan tidak pernah meminta biaya kehidupan sehari-hari apalagi menuntut pembagian harta.
Entah kebetulan atau bisa dibilang sial. Bujang tampan ini bertemu dengan sosok wanita yang ia idam-idamkan, Cantik, pekerja keras dan hemat biaya perawatan alias tidak akan menuntut biaya kehidupan sehari-hari. Bahkan karena begitu hemat, wanita ini juga tidak pernah makan sama sekali. Tentu si bujang ini tidak mau berpikir istrinya normal atau tidak.
Mereka berdua hidup bahagia dalam jangka waktu yang cukup lama. Istrinya sangat rajin sekali disuruh apapun, dari mengolah beras miliknya sampai mengurus rumah tangga, dirinya tidak pernah mengeluh sedikitpun apalagi sampai menuntut macam-macam.
Namun kebahagiaan ini harus ditebus juga dengan harga mahal. Si Bujang tampan ini merasa pasokan beras berkurang drastis di gudang rumahnya dan tidak sebanding dengan jumlah pembelian para pelanggannya. Ia sempat curiga dengan istri tercintanya, tapi ia sendiri tahu kalau istrinya itu tidak pernah makan sama sekali. Rasa penasaran yang terus timbul di pikirannya akhirnya memaksa dia untuk mencari tahu.
Suatu hari si bujang ini memutuskan untuk tidak berjualan di tokonya, ia hanya pura-pura pamit ke istrinya untuk pergi ke toko. Selang setengah jam ia berbalik kerumah dan mengendap-ngendap melalui halaman belakang rumah. Dia tidak melihat istrinya di ruang tengah, kamar maupun dapur.
Ternyata ia sedang berada di gudang beras dan hendak membuka pintunya. Sang bujang bertanya-tanya dalam hati ada keperluan apakah istriku ini hendak masuk ke gudang beras tanpa meminta izin darinya.
Belum habis rasa heran suaminya, ia melihat dengan mata kepala sendiri kenyataan pahit yang harus ia terima. Istri yang selalu ia kagumi kecantikannya ini ternyata hantu atau lebih tepatnya siluman. Penampakan mengerikan terjadi di depan matanya bagaimana rambut istrinya tiba-tiba memanjang dan membentuk gumpalan di bagian ujungnya.
Kemudian sebuah mulut perlahan keluar, dengan wujud mirip seperti ular yang membuka mulutnya menenggak habis berkarung-karung beras miliknya. Dan bukan itu saja, mulut siluman itu juga memakan lahap kecoak, cicak dan tikus yang bersembunyi dibalik karung beras.
Betapa terkejutnya si bujang mendapati kenyataan kalau ternyata istrinya bermulut dua. Ternyata istrinya mengetahui kalau suaminya mengintai dirinya secara diam-diam. Mulut siluman yang berada di belakang kepalanya itu terus memanjang dan menyerang suaminya seolah ingin melahapnya juga.
Lehernya terbelit lidah raksasa, diseret dan hendak dimasukkan kedalam mulut, beruntung si bujang selalu membawa sebilah golok di pinggangnya. Ujung lidah siluman bermulut dua itu kemudian ia potong dan terlepaslah ia dari cengkeraman. Selagi istrinya kesakitan, si bujang tak menyia-nyiakan kesempatan, ia langsung lari ke puncak gunung meninggalkan rumah.
Berhari-hari ia tinggal di puncak gunung dan masih dibayangi rasa ketakutan akan istrinya Futakuchi Onna yang ternyata hantu mulut dua. Hingga suatu hari ia mengumpulkan keberanian untuk pulang ke rumahnya. Istrinya pun tidak ada di rumah.
Semua persediaan beras di gudang rumah habis tanpa sisa sedikitpun. Semua jerih payah yang selama ini ia kumpulkan habis, tak ada lagi harta berharga. Namun ia masih bersyukur karena nyawanya tidak menjadi tumbal dari mulut siluman istrinya.
Versi cerita lain tentang asal usul Futakuchi-Onna, ada seorang duda yang ditinggal mati oleh istrinya dan ia memiliki 1 orang anak dari pernikahan dengan almarhum istrinya. Suatu hari duda ini menikah dengan seorang gadis cantik tapi perilakunya sombong dan ia juga jahat terhadap anak dari almarhum istrinya.
Hingga keduanya memiliki anak lagi namun keadaan ekonomi miskin serba pas-pasan membuat wanita itu tidak tahan lagi dan pergi ke rumah orang tuanya. Tragis ia meninggalkan putri tirinya seorang diri dirumah sementara sang ayah pergi berminggu-minggu untuk mencari nafkah. Putri tirinya itu pun akhirnya meninggal dunia karena kelaparan.
Mereka pun kini dirumah hanya tinggal bertiga saja dan suatu hari suaminya sedang membelah kayu untuk api penghangat ruangan. Tak sengaja kepala kapak terlepas dan menancap mulus di ubun-ubun istrinya yang sedang mengumpulkan ranting kayu.
Pikirnya, astaga istriku terluka, banyak sekali darah pasti ia akan mati. Sang suami ingin membawanya pergi ke tabib tapi ia tak mempunyai banyak uang, ia pun akhirnya mencoba untuk merawat istrinya sendiri.
Luka di bagian belakang kepala istrinya itu tetap terbuka dan tidak kunjung sembuh. Anehnya luka itu perlahan-lahan membentuk daging keras menyerupai mulut lengkap dengan lidah dan gigi tajam. Setiap 3 kali dalam sehari istrinya akan menderita kesakitan teramat sangat. Dan satu-satunya cara untuk menghentikan rasa sakit itu hanya dengan memberikan makan mulut hantu itu. Makannya pun sangat banyak, 5 kali dari jatah makan istrinya untuk sekali santap.
Hingga di suatu malam waktu istrinya tertidur, mulut itu berbicara dan mengungkapkan sesuatu kepada suaminya, Bahwa mulut siluman yang terdapat pada kepala istrinya itu adalah sebuah kutukan, biar dia merasakan penderitaan seumur hidup karena telah membunuh putriku dengan tega membiarkannya mati kelaparan. Tersadarlah ia kalau yang mengutuk istri barunya itu adalah mendiang istrinya dulu.