Misteri Keluarga Kerajaan Inggris
Buckingham Palace yang terlihat kokoh dan gagah dari luar, seolah runtuh setelah dilakukan wawancara dengan Pangeran Harry dan Meghan Markel. Sejak Ratu Victoria berkuasa, gedung ini menjadi saksi sejarah keluarga kerajaan Inggris dari generasi ke generasi.
Kini tembok yang sudah ratusan tahun berdiri itu seakan tidak lagi mampu membendung kisah yang berlindung di dalamnya. Terlebih dengan teknologi yang berkembang saat ini, sulit menyangsikan klaim yang beredar.
Pada masa lampau, karena kurangnya dokumentasi atau penyembunyian yang disengaja, banyak kisah-kisah skandal bangsawan dari masa lalu yang tidak terungkap. Sedikit bukti yang ada untuk menyanggah cerita berabad-abad tentang pembunuhan kerajaan, penemuan mayat, dan harta yang hilang.
Sejarah mencatat, awalnya Ratu Elizabeth I, yang berkuasa di Inggris pada tahun 1603, terus menolak menikahi salah satu dari sekian banyak pelamarnya.
Cerita yang beredar mengatakan dia mencintai seorang penggawa, Robert Dudley. Kabar tentang perselingkuhan terlarang pun berkembang saat itu.
Setelah Elizabeth naik takhta dan Dudley naik ke posisi penting di pengadilan pada 1558. Setelah itu keduanya pun terlihat terus bersama. Perselingkuhan keduanya begitu terkenal sehingga bahkan istri Dudley, Amy Robsart, menyadarinya meskipun dia jauh dari istana.
Lahir pada 7 Juni 1532 di Norfolk, Inggris, Amy Robsart menikah dengan Robert Dudley di istana kerajaan Sheen di Richmond, dekat London.
Keduanya berusia lebih dari 18 tahun pada saat pernikahan. Menurut Ancient page, awalnya hubungan mereka bisa jatuh cinta. Namun, pernikahan mereka tidak bertahan lama.
Pada tahun 1560, para pelayan menemukan tubuh Amy yang tidak bernyawa dengan leher patah di kaki tangga di rumahnya di Cumnor Hall. Kematian misteriusnya membuat banyak orang curiga bahwa Dudley dan Ratu Elizabeth bertanggung jawab atas balik kematian Amy.
Kisah pernikahan Amy dan Dudley yang tidak bahagia, ditambah dengan rumor hubungan asmara dengan Sang Ratu, menimbulkan dugaan bahwa Amy dibunuh.
Ada yang menuding Ratu dan Dudley diam-diam telah meracuni Amy. Dia menjadi lebih lemah dan mereka berdua telah mengatur kematiannya, sehingga mereka bisa menikah.
Banyak sejarawan modern menilai Lord Dudley dan Ratu Elizabeth I tidak mungkin membunuh Amy, karena tindakan itu disebut terlalu berbahaya untuk dilakukan.
Ratu Elizabeth I memiliki reputasi yang harus dipertahankan. Dia tidak bisa mengambil risiko menikah dengan pria yang dicurigai membunuh istri pertamanya.
Dalam biografinya tentang Ratu Elizabeth I, sejarawan Alison Weir menulis ada tersangka lain untuk pembunuhan Amy Robsart.
William Cecil (1520 – 1598) yang merupakan saingan Lord Dudley, memungkinkan untuk menjadi orang yang bertanggung jawab atas kematian Amy. Menurut Weir, satu orang mendapat untung dari kematian Amy Dudley, dan itu adalah William Cecil.
Cecil juga tahu bahwa Elizabeth kemungkinan besar tidak akan mempertaruhkan popularitas dan mahkotanya untuk menikah dengan pria yang reputasinya begitu ternoda.
Tapi ada pula sejarawan lain yang menduga, bahwa Amy bunuh diri akibat sakit atau depresi. Menurut argumen kelompok itu, kecil kemungkinan Cecil akan mempertaruhkan reputasinya sendiri atau reputasi Ratu. Kematian Amy Robsart tetap menjadi misteri sejarah yang belum terpecahkan hingga saat ini.
Sebagai monarki tertua di dunia, Kerajaan Inggris juga tidak lepas dari kisah perebutan takhta. Di masa lampau, pergantian kekuasaan tidak semudah menurunkan mahkota dari satu generasi ke generasi lain.
Pertumpahan darah sering terjadi, salah satunya yang tercatat adalah Perang Mawar. Periode itu diwarnai dengan serangkaian perang saudara antara keluarga kerajaan Lancaster dan York. Setelah perang berakhir, Edward IV dari Inggris menjadi Raja Yorkist pertama yang mengambil mahkota Inggris. Istrinya bernama Elizabeth Woodville.
Pada tahun 1470, pasangan ini memiliki putra pertama yang juga bernama Edward. Putra kedua mereka, Richard Duke of York, lahir pada 1473. Raja Edward IV meninggal pada 1483. Pewarisnya saat itu masih berusia 12 tahun dan naik takhta sebagai Edward V.
Sebagai Raja muda baru, Edward V didampingi oleh pamannya Richard, Duke Gloucester, ditugaskan sebagai Pelindung Raja.
Tapi hanya beberapa bulan setelah pemerintahan Edward V, konflik muncul. Sang Pelindung Raja mendapat tantangan dari pendukung Ibu Suri, yang ingin menggulingkan Duke Gloucester.
Gloucester konon menyuruh para pemberontak itu ditangkap, dan mengunci Edward V dan adik laki-lakinya di Menara London. Tempat itu di masa lalu merupakan penjara dan kediaman kerajaan.
Duke of Gloucester meyakinkan rakyat Inggris bahwa pernikahan saudaranya dengan Ibu Suri Elizabeth Woodville tidak valid. Singkat cerita status kedua pangeran dipertanyakan sebagai pewaris sah kerajaan, hingga dinyatakan tidak layak untuk naik takhta.
Begitulah cara Raja Richard III mengambil alih mahkota Inggris Raya sementara dua keponakannya yang lebih muda tidak pernah terdengar lagi kabarnya.
Banyak yang berasumsi bahwa Richard III telah membunuh dua keponakannya, sementara yang lain berspekulasi bahwa kerangka yang ditemukan di Menara London pada tahun 1674 adalah milik mereka berdua.
Putri Louise dikenal yang paling cantik, tetapi juga yang paling suka memberontak di antara putri Ratu Victoria. Saat Louise berusia 18 tahun, Letnan Walter George Stirling dipekerjakan untuk mengajar adik laki-lakinya, Leopold.
Stirling sangat disukai oleh sang putri dan Ratu, namun pria itu secara tiba-tiba diberhentikan dari jabatannya empat bulan kemudian. Bekerja dalam waktu yang sangat singkat, kabar beredar menyebut pria tersebut dibayar dengan bayaran akhir yang fantastis. Dia mendapatkan gelar resmi dan tunjangan.
Gosip terus beredar seputar hal yang tidak biasa ini. Diduga, kepergiannya yang tiba-tiba karena dia telah menghamili Louise. Menurut Daily Mail, Sir Charles Locock, ginekologis senior keluarga kerajaan Inggris saat itu terlibat dalam masalah tersebut.
Ketika istri Sir Charles meninggal secara tidak terduga, putranya Frederick tidak mengikuti kebiasaan Ratu Victoria, untuk melakukan masa berkabung selama satu tahun.
Hanya enam minggu setelah kematian ibunya, Frederick menikahi tunangannya. Empat bulan kemudian, mereka buru-buru mengadopsi seorang bayi laki-laki bernama Henry.
Henry lahir saat rumor soal kehamilan Putri Louise berkembang, Henry juga disebut tidak memiliki akta kelahiran atau catatan latar belakang.
Selain itu, Frederick entah kenapa mulai menerima tunjangan yang besar setelah Henry diadopsi. Sejarawan Lucinda Hawksley percaya rumor soal cucu ilegal Ratu Inggris yang berkuasa hingga awal tahun 1901 itu benar.
Lucinda mengklaim, ada kemiripan antara Henry dan keluarga kerajaan. Keturunan Locock telah mencoba untuk mengamankan sampel DNA dari sisa-sisa leluhur mereka namun gagal.