Makhluk Mitologi Bunyip
Bumi yang terdiri dari daratan dan lautan yang begitu luas, masih banyak mahluk hidup yang belum pernah kita dengar sebelumnya. Ada beberapa mahluk yang termasuk mitologi masyarakat daerah tertentu yang tentu saja masih terdengar asing di telinga kita. Tapi, tidak ada salahnya kalau kita ingin mengetahui atau mempelajari tentang makhluk tersebut.
Benua Australia mempunyai wilayah yang luas dengan kepadatan penduduk yang rendah. Banyaknya wilayah yang masih berupa hutan menghasilkan banyak cerita tentang berbagai makhluk yang belum bisa diiungkap oleh ilmu pengetahuan. Salah satunya adalah Bunyip yang masih menjadi perdebatan apakah mahluk itu nyata atau hanya sekadar cerita rakyat. Misteri Bunyip hadir sebagai salah satu misteri yang banyak diperbincangkan oleh orang Australia bahkan dunia. Terutama untuk kalangan yang memang menyukai makhluk mitologi atau sejenisnya.
Bunyip adalah nama yang berasal dari bahasa Wemba-Wemba atau Wergaia yang merupakan suku asli Aborigin di wilayah Victoria, tenggara Australia. Secara etimologi, kata bunyip artinya iblis atau roh jahat. Hal tersebut disebabkan karena keberadaan mahluk yang hidup di wilayah perairan itu masih misterius sehingga dianggap sebagai perwujudan iblis atau roh jahat.
Beberapa sumber lain mengaitkan nama Bunyip dengan beberapa nama, salah satunya adalah bunjil. Bunjil menggambarkan sebuah makhluk yang membuat gunung, sungai dan binatang bagi kepercayaan sebagian orang.
Ada juga kata bahnyip yang diungkapkan oleh James Ives dalam sebuah koran bernama Sydney Gazetteb yang dimuat pada tahun 1812 untuk menggambarkan sebuah hewan berukuran besar seperti anjing laut dengan suara yang buruk dan membuat teror bagi orang-orang di sekitarnya.
George French Angus mendapatkan cerita dari orang Moorundi yang tinggal di sekitar sungai Murray pada tahun 1847 tentang Bunyip. Mereka mengatakan bahwa mereka sangat takut pada mahluk yang mendiami sungai Murray. Sementara bentuknya seperti bentuk bintang laut tapi ukurannya jauh lebih besar. Mereka bahkan menyebutnya sebagai roh air.
Beberapa surat kabar lokal pada abad ke-19 menyebut Bunyip dengan deskripsi yang bervariasi. Ada yang menyatakan mukanya seperti anjing, kepala seperti buaya, bulunya berwarna gelap, ekornya seperti kuda, sampai mempunyai gading seperti anjing laut. Kalau digabungkan, maka bentuknya akan terlihat aneh.
Simpang siur mengenai fisik Bunyip ditambah dengan deskripsi dari beberapa orang yang menyebutkan bahwa mahluk itu bentuknya mirip dengan Diptrodon, yaitu megafauna Australia yang merupakan marsupial terbesar. Perbedaan deskripsi fisik ini justru melemahkan asumsi bahwa mahluk ini nyata.
Kalau dikumpulkan dari berbagai sumber, 60% mengatakan Bunyip menyerupai anjing laut yang mirip dengan bulldog. Ia mempunyai dua telinga, tanpa ekor dan mengeluarkan bunyi seperti anjing laut.
Lalu 20% dari yang pernah melihat menyatakan bahwa mahluk itu mempunyai leher yang panjang tapi kepalanya pendek, memiliki bulu berwarna hitam atau cokelat, telinganya panjang, ekor dan kepalanya menyerupai kuda.
Suku Aborigin mempunyai cerita sendiri tentang Bunyip. Mahluk itu disebut-sebut dapat melahap anak-anak dan hewan ternak kalau mereka terlalu dekat dengan air. Selain itu, mahluk itu juga sangat aktif pada malam hari dalam mencari mangsa. Bahkan dikatakan ada anak-anak dan wanita yang menjadi korban Bunyip pada saat matahari sudah terbenam.
Penemuan pertama yang dianggap mempunyai kaitan dengan Bunyip terjadi pada tahun 1818. Hamilton Hume dan James Meehan menemukan beberapa tulang berukuran besar di Danau Bathurst, Selandia baru. Mereka nggak menyebut mahluk itu Bunyip tapi mendeskripsikan penemuannya itu seperti bentuk badak atau lembu laut.
The Philosophical Society of Australia sempat menawarkan bantuan pada Hume dan Meehan untuk menyelidiki hasil penemuannya. Bahkan mereka menawarkan untuk memperbaiki penemuannya agar bisa mendapatkan hasil yang akurat, tapi Hume dan Meehan menolak dengan berbagai alasan.
Berselang 12 tahun, ditemukan tulang dalam ukuran besar bahkan disebut jauh lebih besar. Dari pengamatan awal terlihat bahwa tulang itu berasal dari hewan berkaki empat tapi ukurannya lebih besar daripada kerbau. Sir Robert Owen menyebut mahluk itu sebagai fosil diprotodon atau nototherium. Sementara sebagian besar warga mengira itu adalah tulang dari Bunyip.
Pada tahun 1845, sebuah surat kabar bernama Geelong Advertiser mengabarkan bahwa baru saja ditemukan fosil hewan baru. Fosil tersebut ternyata berasal dari penemuan 12 tahun sebelumnya, dan setelah diteliti lebih jauh mempunyai kemiripan dengan Bunyip. Saat itulah nama Bunyip pertama muncul dan langsung diberitakan secara nasional di Australia.
Pada Januari 1846, sebuah tulang aneh ditemukan di Sungai Murrumbidgee, Selandia Baru. Tulang-tulang itu dikabarkan belum diketahui oleh para peneliti, tapi warga sekitar meyakini bahwa itu adalah tulang Bunyip.
Setahun kemudian, W.S. Macleay dan Sir Robert Owen mengungkapkan bahwa tulang itu adalah tulang anak kuda atau anak sapi. Di waktu yang bersamaan, tulang Bunyip diperlihatkan di Australian Museum di Sydney selama dua hari.
William Buckley pada tahun 1852 merilis biografi tentang kehidupannya selama 30 tahun bersama suku Wathaurong. Dia menyatakan pernah melihat sebuah mahluk yang berukuran besar tapi hanya bagian punggungnya di Danau Moodewarri.
Menurut orang Wathaurong mahluk itu adalah Bunyip dan dia biasa tinggal di Sungai Barwon. Bahkan cerita makhluk itu memakan seoang wanita dari suku Aborigin sudah sangat terkenal. Dia menambahkan bahwa warga lokal mempercayai Bunyip mempunyai kekuatan supranatural.
Sebuah koran menampilkan artikel yang berjudul ‘The Bunyip’ pada tahun 1857 dengan menampilkan ilustrasi makhluk tersebut yang dibuat Edward Stocqueler. Ilustrasi itu kemudian ditunjukkan pada suku Goulburn. Kebanyakan dari mereka menyatakan bahwa gambarnya itu merupakan ilustrasi yang memiliki kemiripan yang tinggi dengan sosok Bunyip.
Sampai saat ini Bunyip masih dianggap sebagai mahluk mitologi. Alasannya karena fosil atau bukti fisik lainnya tidak cukup meyakinkan untuk menyatakan bahwa bunyip itu nyata. Belum lagi deskripsi fisiknya yang berbeda-beda semakin membuat sehingga banyak orang yang meragukan keberadaan mahluk tersebut.
Ada kemungkinan kalau deskripsi dari para suku di sekitar wilayah perairan itu nggak valid. Bisa saja mereka salah melihat atau karena ketakutan mereka menjadi nggak terlalu memperhatikan bentuknya dengan jelas. Bisa juga mereka melebih-lebihkan kesaksian mereka, sebagaimana orang-orang jaman dahulu sangat mempercayai mitos.
Kemungkinan, Bunyip adalah makhluk hidup yang sudah dikenal dalam dunia ilmu pengetahuan. Karl Brand dalam artikelnya yang berjudul Australian Birdlife pada 2017 mengungkapkan hal serupa. Ada kemungkinan sebetulnya yang dilihat oleh suku Aborigin adalah kasuari selatan yang menginspirasi mitos tentang Bunyip.